Opini
Oleh Salamuddin Daeng (Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia) pada hari Senin, 20 Agu 2018 - 16:32:20 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemerintah Jokowi Melahirkan Teori Ekonomi Baru, "Pertumbuhan Ekonomi Turun Kemiskinan Turun"

74Salamuddin-Daeng-mulkan.jpg.jpg
Salamuddin Daeng (Sumber foto : Dok/TeropongSenayan)

Baru baru ini BPS mengumumkan angka kemiskinan Indonesia menurun. Jumlah penduduk miskin sampai dengan Maret 2018 menurun menjadj 9,82% yakni sebanyak 25,95 juta Jiwa.

Tingkat penurunan angka kemiskinan diklaim pemerintah adalah pencapaian terbaik pemerintahan Jokowi, yakni berada di bawah 10%. Angka kemiskinan Indonesia saat ini adalah yang terendah sejak 1998.

Semua orang bertanya. Bagaimana mungkin kemiskinan bisa menurun? Padahal seluruh indikator makro ekonomi saat ini merosot. Jika kemiskinan menurun maka ini adalah anomali yang luar biasa yang tidak terjadi di belahan dunia manapun.

Bayangkan? Pertumbuhan ekonomi menurun dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi lima tahun pemerintahan sebelumnya. Bahkan pertumbuhan ekonomi telah menurun secara konsisten sepanjang era reformasi.

Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran umum dari kinerja ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di dasarkan pada pendekatan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Rumus umum PDB adalah Konsumsi (C) + Investasi (I) + Pengeluaran Pemerintah (G) dikurangi (x/ekspor-i/impor.

Semua variabel pertumbuhan ekonomi di atas menurun. Konsumsi menurun karena daya beli masyarakat turun. Investasi dari luar dan ekspor melemah ditunjukkan oleh defisit neraca transkasi berjalan (current acount) dan pengeluaran pemerintah melemah yang ditandai defisit APBN yang melebar (fiscal deficit) yang selalu ditutup dengan utang.

Lalu bagaimana kemiskinan bisa menurun? Sebagaimana kita tau bahwa kemiskinan diukur berdasarkan pengeluaran perkapita. Kalau daya beli melemah, lalu konsumsi melemah, kok bisa pengeluaran perkapita masyarakat meningkat? Jangan jangan ada pembeli barang dan jasa bukan manusia? Mahluk apakah itu?

Atau jangan jangan kita harus membuat teori yang lain dari pada yang lain. Teori bahwa pertumbuhan ekonomi yang rendah dan terus menurun merupakan cara untuk menurunkan angka kemiskinan. Jika ini benar maka semua buku ilmu ekonomi yang ada di semua kampus harus dimusnahkan. Saya setuju pak De...

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pertumbuhan-ekonomi-indonesia  #ekonomi-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...