Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Rabu, 13 Mar 2019 - 14:34:12 WIB
Bagikan Berita ini :

Agum Gumelar Kembali Ungkit Kasus 98, Fahri: Jurus Terakhir, Karena Sudah Kepepet

tscom_news_photo_1552462452.jpg
Ilustrasi Agum Gumelar dan Prabowo Subianto saat masih sama-sama aktif di TNI. (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara terkait ucapan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelaryang kembalimengungkit kasus penculikan aktivis 1998, jelang pemungutan suara Pilpres 17 April.

Agum juga menyeret-nyeret namaSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagaisalah satu orang yang menandatangi surat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dalam pemecatanPrabowo Subianto.

Fahri menilai apa yang dilontarkan Agum sebagaijurus terakhir untuk menjegal laju ekletabiltas Capres nomor 02 Prabowo yang saat ini mulai mengancam posisi petahana Jokowi.

"Saya lihat ini jurus terakhir aja,udah nggak punya jurus lagi orang begitu, saya juara nasional silat, saya tahu dah kalau orang udah nggak punya jurus ya gigit, akhirnya dia gigit," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Fahri pun mengaku prihatin dengan Prabowo yang terus difitnah oleh lawan politiknya. "Kepepet, jadi gini ya kasiannya Pak Prabowo itu Kasihannya ya di fitnah. di zaman Habibie mereka berkuasa, segala macam pejabat ada di mereka, kelompok-kelompok yang sekarang juga masih berkuasa. Di zaman Gus Dur juga begitu, di zaman Ibu Mega begitu, bahkan Ibu Mega memilih Pak Prabowo sebagai calon wakil presiden, ada mereka di situ semua," beber Fahri.

Kendati demikian, Fahri mengatakan, mantan Danjen Kopassus Prabowo tidak perlu menangapi pernyataan Agum Gumelar itu. Karena, menurutnya, persoalan ini sudah selesai sejak dulu.

"Sudah selesai, sudah selesai semua kan prosesnya, masa itu diumbar-umbar lagi, bahkan saya bilang Pak Prabowo gak boleh ada dendam, bahkan bila jadi presiden harus diumumkan rekonsiliasi, seluruh beban masa lalu gak perlu dibadikan permainan politik terus menerus," ucap Fahri.

Sebelumnya, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar mempertanyakan sikap politik koleganya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Hal itu terungkap dalam sebuah diskusi yang direkam dan diunggaholeh Ulin Ni"am Yusrondi akun Facebooknya, Senin (11/3/2019).

Agum dan SBY adalah mantan jenderal TNI yang pernah menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP). DKP dibentuk pada 1998 oleh Panglima ABRI saat itu, Jenderal Wirantountuk mengusut kasus penghilangan paksa sejumlah aktivis yang menyeret Prabowoselaku Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus kala itu.

Dalam rekaman diskusitersebutAgum mengkritik dukungan SBY kepada Prabowo. Pasalnya, kata Agum, SBY termasuk salah satu dari tujuh anggota DKP yang ikut menandatangani surat rekomendasi berisi pemecatan terhadap Prabowo.

"Tanda tangan semua. Soebagyo HS tanda tangan. Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan. Yang walaupun sekarang ini saya jadi heran, ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung. Tak punya prinsip itu orang," kata Agumdalam sebuah diskusi yang diunggah Ulin Yusron. (Alf)

tag: #tni  #pilpres-2019  #fahri-hamzah  #prabowo-subianto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement