Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan senior BBC) pada hari Jumat, 12 Apr 2019 - 21:47:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Pak Jokowi, Pilpres Ini Dikawal Bala Tentara Allah

tscom_news_photo_1555080462.jpg
Asyari Usman (Sumber foto : Ist)

SETELAHmelihat dalam sehari kemarin (11/4/2019) terjadi dua peristiwa besar yang berlangsung di luar dugaan, terasa ada sesuatu yang tidak biasa. Kedua peristiwa itu adalah penyampaian pesan penting Ustad Abdul Somad (UAS) kepada capres 02 Prabowo Subianto (PS) lewat dialog santai tapi mengharukan di tvOne. Peristiwa kedua adalah penggerebekan surat suara ilegal untuk capres 01 dan caleg DPRRI di Malaysia.

Bagi orang yang melihat jauh di balik kedua kejadian tersebut, sepantasnya akan teringat konsep ‘tol langit’ Jokowi. Yaitu, konsep internet bebas hambatan.

Tetapi, yang diingat bukan konsep internet bebas hambatan itu. Melainkan ‘Tol Langit’ yang telah disiapkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla sejak 50,000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan-Nya.

Alhadulillah, Tol Langit yang disiapkan oleh Yang Maha Kuasa itu menjadi fasilitas penting bagi Bala Tentara Allah untuk ikut menjaga pilpres 2019. Menjaga agar calon pemimpin yang keluar dari pilpres ini adalah orang yang berhak dan berjalan dengan ‘haqq’ (kebenaran, kejujuran). Bukan calon pemimpin yang tidak berhak dan tidak pula berjalan dengan ‘haqq’.

Sekali lagi, Tol Langit buatan Allah itu adalah fasilitas yang telah sempurna penciptaannya. Jadi, ‘tol langit’ internet yang dibangga-banggakan Pak Jokowi itu sebetulnya tidak berguna bagi Bala Tentara Allah.

Pak Jokowi, Bala Tentara Allah itu dikirim oleh Panglima Maha Tinggi mereka atas permintaan rakyat yang tertindas oleh kedzoliman kekuasaan Anda. Rakyat berdoa agar pilpres 2019 berjalan lancar dan tidak ada kecurangan. Rakyat meminta kepada Allah agar mengizinkan dan meridhoi Prabowo menjadi presiden untuk menggantikan Anda, Pak Jokowi. Karena Anda menjalankan kekuasaan dengan sewenang-wenang.

Bala Tentara Allah itu menjelma dalam macam-macam bentuk pertolongan yang selalu tidak terduga di masa-masa pilpres ini. Pertolongan terbaru itu adalah dua peristiwa yang disebutkan di atas tadi. Lihatlah bagaimana Ustad Somad mendatangi banyak ulama di seluruh Indonesia. Ustad merekam keinginan serta doa mereka. Para ulama bersih itu selalu membisikkan nama Prabowo kepada Ustad Somad.

Kalau Anda paham, Pak Jokowi, apa yang dikatakan UAS kepada Pak Prabowo, seharusnya Anda menangis dan menghentikan upaya untuk menjadi presiden lagi. Tapi, Anda pasti tidak akan menyerah. Besar kemungkinan Anda menepis dan menganggap penyampaian pesan UAS kepada Pak PS sebagai manuver politik.

Padahal, Anda lihat dan dengar sendiri nasihat dan permintaan Ustad Somad kepada Prabowo yang ia sampaikan apa adanya, tanpa beban. Bahkan, Ustad Somad meminta supaya Prabowo, ketika insyaAllah menjadi presiden nanti, tidak mengundang beliau ke Istana.

Pak Jokowi, peristiwa penyampaian pesan dan taushiyah untuk Prabowo itu tidak pernah terjadi dalam pilpres-pilpres selama ini. Karena itu, ada baiknya Anda duduk tenang bersama Kiyai Ma’ruf untuk mendiskusikan ini. Minta bantuan Kiyai Ma’ruf untuk menjelaskan ‘takwil’ (tafsir) dari penyampaian pesan tsb.

Itu pertolongan terbaru Allah yang pertama, kemarin. Pertolongan terbaru kedua adalah tangkap basah surat suara tercoblos dan aksi pencoblosan surat suara secara ilegal di satu tempat di kawasan Bangi, dekat Kuala Lumpur. Surat suara itu dicoblos untuk paslon 01 dan untuk caleg dari Partai NasDem. Yaitu, Davin Kirana –anak Dubes RI untuk Malaysia, Rusdy Kirana.

Allah gerakkan anggota Bawaslu, Rahmat Bagja, untuk menjelaskan tentang keanehan tingkah-laku PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) Malaysia. Mereka, kata Rahmat, menolak keinginan Bawaslu agar diikutkan pengawas Bawaslu untuk KSK (kotak suara keliling). Keanehan lainnya adalah Wakil Dubes di Malaysia duduk sebagai anggota PPLN. Rahmat mengatakan, hal ini tak bisa diterima karena anak si Dubes ikut menjadi caleg DPRRI untuk DKI. Dan terbukti bahwa surat suara yang dicucuk tukang coblos upahan itu sebagian adalah untuk anak Dubes.

Allah gerakkan pula mulut Masinton Pasaribu (PDIP) untuk berbicara tentang sindikat surat suara di Malaysia yang telah berlangsung sejak lama. Ada sindikat yang menawarkan suara dengan bayaran, kata Masinton. Dia ditawari tetapi dia tolak.

Jadi, Pak Jokowi, Allah turunkan bantuan-Nya sehingga kecurangan pemilu di Malaysia itu terbongkar dengan sangat memalukan. Kalau Pak Jokowi punya rasa malu, tentunya temuan surat suara di Bangi itu sudah cukup untuk dijadikan alasan mengundurkan diri dari pilpres. Tidak usah sampai menunggu hukuman diskualifikasi dari Bawaslu.

Nah, sebelum kedua peristiwa ini berlangsung, Bala Tentara Allah (pertolonngan Allah) sudah berkali-kali dikirimkan-Nya lewat Tol Langit. Ada OTT terhadap teman baik Anda, Setya Novanto, dalam kasus pengadaan e-KTP. Ada kasus e-KTP tercecer dalam jumlah besar. Ada OTT terhadap Sekjen Golkar Idrus Marham. Kemudian OTT ketua umum kesayangan Anda, Romi Romahurmuziy. Belum lama ini OTT terhadap Bowo Sidik Pangarso (Golkar) yang menyiapkan 8 miliar di dalam 400 ribu amplop yang diduga untuk money politic pemilu. InsyaAllah, tak lama lagi seorang menteri Anda akan terjerat kasus ini. Dan seterusnya.

Bala Tentara Allah juga turun dalam bentuk lain. Kampanye-kampanye akbar Anda dibuat sepi. Lengang. Tak ada peminat. Di Padang, Karawang, Bandung, Ciracas, Sukabumi, bahkan di Solo. Kemudian berkali-kali fasilitas acara yang terkait dengan promosi Anda, ditiup angin kencang. Di sejumlah tempat.

Karena itu, Pak Jokowi, cepat-cepatlah introspeksi. Sebelum Bala Tentara Allah itu datang dalam sesuatu bentuk yang langsung tertuju kepada Anda, Pak.

Hentikanlah kedzoliman. Batalkanlah niat untuk curang, kalau ada.

Kemarin, saya berkunjung ke sebuah kabupaten pinggir pantai di Sumatera Utara. Saya mendengar dari sejumlah warga di sana bahwa bakal ada ‘serangan fajar’ besar-besaran untuk memenangkan paslonpres tertentu. Mereka mengatakan, ‘serangan fajar’ itu akan dikawal langsung oleh aparat yang ditakuti rakyat. Yaitu, aparat yang sangat mudah menggertak rakyat.

Pak Jokowi, pilpres ini sarat dengan kesewenangan. Sarat dengan penyalahgunaan kekuasaan. Saya tidak tahu apakah Anda tahu dan merestui ini, atau tidak. Semoga saja tidak. Tapi, agak aneh kalau Anda tak tahu.

Apakah betul Anda tidak tahu pengerahan pegawai negeri, guru, jajaran kepolisian, dan BUMN untuk memenangkan Anda, Pak? Kalau tidak, Alhamdulillah. Berarti Anda menjalani proses pilpres ini dengan bersih, jujur, dan adil.

Kalau iya, sangat besar kemungkinan Bala Tentara Allah dalam berbagai bentuk pertolongan kepada pihak yang terdzolimi itu, diturunkan-Nya untuk menegur kesewenangan dan kecurangan. Boleh jadi Bala Tentara Allah itu masih akan turun lagi lewat Tol Langit yang Dia siapkan demi menjaga agar yang ‘haqq’ tetap ‘haqq’, yang ‘bathil’ akan hancur. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pilpres-2019  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...