Opini
Oleh M Rizal Fadillah (Mantan Aktivis IMM) pada hari Minggu, 21 Apr 2019 - 15:47:31 WIB
Bagikan Berita ini :

Allah Mencabut Kekuasaan

tscom_news_photo_1555836451.jpeg
Jokowi (Sumber foto : Ist)

Manusia beriman tak pernah gelisah dengan dapat atau tidaknya kekuasaan bagi dirinya. Semua Allah SWT yang mengatur demi kebaikan dan keburukannya. Kemuliaan dan kehinaannya. QS Ali Imron 26 cukup memberi pelajaran.

"Katakanlah "Wahai Allah Pemilik Kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu segala kebaikan. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Ayat ini mengingatkan siapun yang akan mengawali atau berakhir masa jabatan kekuasaan. Bila waktu tiba Allah akan beri dan cabut kekuasaan itu. Mengikuti hawa nafsu yang menyebabkan ia memaksakan untuk berkuasa tidaklah menjadi jaminan bagi kemuliaan atau kehinaan dirinya. Allah muliakan dan Allah hinakan dengan kekuasaan yang dipegangnya. Ini jika dasarnya iman, jika tanpa iman lebih parah lagi tentunya yakni malapetaka, kecelakaan, dan adzab.

Kini Presiden Jokowi sebagai muslim yang gemar mengimami shalat tentu sadar dengan ayat ini. Baca perasaan rakyat yang dari suara-suara di berbagai media sudah tidak menghendaki perpanjangan kekuasaan. Seorang pemimpin mesti peka dengan aspirasi dan getar nurani dari rakyat yang dipimpinnya. Tidak usah memaksakan diri apalagi dengan cara cara yang tidak halal. Muliakan diri dengan memuliakan aspirasi. Berhenti dengan legawa atau ikhlas bisa menutup dengan baik (husnul khotimah). Akan tetapi jika tak peduli dengan peta situasi, yang penting dapat berkuasa kembali maka jangan-jangan takdir Allah yang disiapkan dan ditetapkan adalah penutup yang buruk (su"ul khotimah). Kekuasaan yang menghinakan. Bukan pulang dengan tenang berkumpul keluarga di Solo akan tetapi sibuk menghadapi berbagai persoalan ikutan. Tuduhan korupsi ini dan itu, peran selama menjabat Walikota, Gubernur, maupun Presiden satu periode yang lalu dibongkar-bongkar kembali. Melelahkan, Pak.

Semakin tua selayaknya penghayatan spiritualitas semakin dalam. Jika dunia masih menjadi orientasi diri tanpa peduli amanat atau khianat, maka itu adalah tanda ia akan tenggelam di samudra yang sangat dalam. Fir"aun mengejar otoritas dan kekuasaan sampai ke samudra itu. Tak membiarkan rivalitas. Saya pemenang kata Fir"aun. Allah menjawab "anda selesai". Drama historis ini mengiris hati tentang akhir dari semangat mengejar kekuasaan itu.

Pak Jokowi wajah anda kusut. Negara tidak merasakan tebaran senyum yang membahagiakan. Semua artifisial tidak orisinal. Nah kini berwudhulah, bersihkan wajah dan hati, hadapkan dengan khusyu pada Ilahi. Bertaubat karena tak ada manusia yang tak berdosa, apalagi memegang amanat di atas lebih dari dua ratus juta manusia. Satu saja kecewa, jadi tuntutan di hari kiamat. Apalagi untuk jumlah yang banyak.
Kembalilah Bapak ke Solo, makmurkan Masjid sekitar. Jadilah imam dengan bacaan yang fasih. Bila sulit, kini saatnya menjadi makmum yang sholeh. Itu lebih bagus. Mengubah diri menjadi wajah yang menyenangkan siapapun yang melihat. Buang topeng rahwana, sengkuni atau durna. Biarlah itu topeng masa lalu.
Kini jadilah Joko Widodo yang lain. Orang yang lebih baik. Ingat yang sering diungkap bahwa memang baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik. Bapak selesai menjadi orang penting, kini ruang di depan adalah kesempatan menjadi orang baik.

Bandung, 21 April 2019 (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #jokowi  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...