Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Senin, 01 Feb 2016 - 06:08:57 WIB
Bagikan Berita ini :

Anggota Dewan yang (Tidak) Terhormat

56obrolan pagi-1.jpg
Kolom Obrolan Pagi Bareng Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi/Teropong Senayan)

Dibalik predikat 'anggota dewan yang terhormat', sesungguhnya melekat tugas dan kewajiban yang tidak ringan pada para anggota DPR. Mereka adalah warga negara pilihan yang menentukan nasib rakyat maupun arah perjalanan bangsa.

Kehormatan itu bukan keistimewaan yang bisa untuk sembarangan. Namun justru priviledge yang harus dijunjung tinggi sebagai penghargaan dari negara dan bangsa ini. Apalagi, kehormatan itu melekat pada harga diri dan keluarga para anggota dewan.

Kita menjadi patut ikut prihatin dengan beberapa kasus yang terjadi sejumlah anggota dewan belakangan ini. Baik itu korupsi, penyalahgunan wewenang, pencatutan, dugaan tindakan asusila hingga penganiyaan terhadap staf atau tenaga ahli.

Di balik semua itu, tugas dan kewajiban anggota dewan bukanlah pekerjaan mudah dan ringan. Terlebih bagi anggota dari fraksi kecil. Sebab, mereka harus berkerja menjalankan tugas kedewanan yang bebannya sama setiap fraksi.

Sebutlah, target Prolegnas yang membahas 40 RUU. Fraksi yang beranggotakan lebih 100 orang, bebannya sama dengan fraksi yang kurang dari 50 orang untuk membahas target RUU tersebut. Maklum, mekanisme perwakilan di legislatif adalah berdasar fraksi sebagai kepanjangan tangan partai politik.

Belum lagi tugas-tugas lain kedewanan. Baik berkaitan dengan penganggaran maupun pengawasan. Jika dihitung secara cermat bisa jadi tak ada waktu luang bagi anggota dewan. Belum lagi kewajiban berkomunikasi dengan konstituen maupun masyarakat luas.

Namun kita juga sepenuhnya memaklumi bahwa anggota dewan juga manusia biasa. Ada kelebihan dan kekurangan. Pasar bebas proses demokrasi pemilihan legislatif membuat mereka menjadi anggota DPR.

Mari kita tagakkan hukum. Kewajiban publik menjaga pilihannya. Jangan biarkan mereka membolak-balik kehormatan itu seenaknya.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kontroversi BCA Gate: Kritik Kwik Kian Gie dan Sejalan dengan Perjuangan Sasmito Hadinagoro

Oleh Suara Senior Citizen dari Yogyakarta Hadiningrat Kamis Kliwon
pada hari Jumat, 22 Agu 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan penjualan Bank Central Asia (BCA) pasca krisis moneter 1998 menjadi salah satu bab penting dalam sejarah ekonomi-politik ...
Opini

Bahlil, Regenerasi Golkar, dan Adagium Restu Presiden

TEROPONGSENAYAN.COM - Jakarta, Partai Golkar sekali lagi membuktikan dirinya sebagai partai paling lentur di republik ini. Di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia, partai beringin tampil dengan wajah ...