Opini
Oleh Edriana Noerdin‎ (Aktivis HAM) pada hari Minggu, 05 Mar 2017 - 14:03:10 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemimpin yang Emosional

4IMG_20170305_135014.jpg
Edriana Noerdin‎ (Aktivis HAM) (Sumber foto : Istimewa )

Tadi malam saya menghadiri rapat Pleno KPUD DKI Jakarta tentang penetapan hasil pilkada DKI putaran 1 dan penetapan Paslon yang akan maju pada putaran kedua di Hotel Borobudur, Jakarta.

Ruangan yang digunakan rapat pleno terbuka tersebut sangat besar. Dihiasi secara meriah dengan dua (2) screen raksasa kiri kanan, dipenuhi oleh wartawan dan kamera TV, dan di luar banyak sekali staff KPUD sebagai penerima tamu.

Sebelum acara dimulai saya menunggu di Coffee Shop dekat Flores room. Mas Anies dan Bang Sandi sudah berada diruang VIP sejak pukul 19.20 WIB karena dalam undangan acara tersebut dimulai jam 19.30 WIB.

Sekitar jam 19.50 WIB rombongan Pak Ahok, yang cukup banyak orangnya, melintas didepan coffee shop menuju ruangan Flores room.

Kemudian saya berjalan pelan-pelan di belakang rombongan tersebut. Begitu rombongan pak Ahok masuk ruangan saya menuju meja penerima tamu untuk mengisi buku tamu. Sambil bertanya pada penerima tamu kenapa acara baru dimulai. Mereka mengatakan karena menunggu pak Ahok yang baru datang.

Sekitar pukul 19.55 WIB, ketika masuk ruangan saya berpapasan dengan Pak Ahok yang sedang Marah marah. Pak Ahok mengeluarkan kata-kata penuh kemarahan antara lain yang jelas saya dengar yaitu "saya mau di diskualifikasi juga ga takut", dan banyak lagi umpatan kata-kata lainnya.

Suasananya sangat tegang karena Pak Ahok keluar ruangan dengan penuh kemarahan, sambil tergesa-gesa serta suasana sangat kacau berhubung banyak sekali wartawan yang mengikutinya. Mungkinkah ini memang cara pak Ahok untuk mendapatkan perhatian wartawan? Wallahualam.

Saya melihat pak Djarot justru sedang senyum-senyum. Sedang anggota rombongan lainnya hanya mengikuti di belakang beliau dengan raut muka bingung.

Kemudian rombongan tersebut keluar dan naik keruangan di lantai dua, namun ada beberapa anggota rombongannya yang tetap berada dibawah walau teman-temannya meneriaki agar naik dan kumpul di lantai dua.

Saya bertanya-tanya kenapa pak Ahok sudah menyiapkan ruangan di lantai dua? Ruangan apakah itu?


Kemudian saya ke arah depan untuk menghampiri serta menyalami Mas Anies dan Bang Sandi. Waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 19.55 WIB. Lalu saya bertanya kepada Mas Anies dan Bang Sandi kenapa Pak Ahok keluar sembari ngamuk marah-marah? Mas Anies dan Bang Sandi mengatakan tidak tahu dan juga terlihat bingung. Begitu pun tamu-tamu yang duduk di bangku paling depan tersebut juga mengatakan pak Ahok masuk dan tiba tiba keluar dengan rombongannya sambil marah-marah.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 20.07 WIB, setelah semua kehebohan tersebut berlalu, acara dimulai dengan dibuka oleh tarian Bekasi. Lalu disusul dengan pembacaan doa dan kemudian pidato penetapan hasil pilkada putaran pertama (1) dan pengumuman Paslon yang masuk pada putaran kedua (2).

Acara tetap berjalan sesuai dengan susunan acara yg sudah ditetapkan dalam Undangan.

Saya sangat shock menyaksikan seorang pemimpin yang bisa begitu tiba-tiba meletup-letup kemarahannya didepan publik hanya karena kesalahpahamannya sendiri. Bila ada berita pembenaran atas sikap pak Ahok di media saya rasa itu upaya "damage control" saja karena saya menyaksikan sendiri luapan kemarahan beliau.

Pelajaran yang saya ambil dari kejadian tersebut adalah: kalau kita hidup bermasyarakat maka kita harus punya tata krama, tepo seliri dan sopan santun agar kita bisa menahan emosi dan tidak merasa selalu paling benar serta kurang sensitif pada situasi di sekeliling kita.

Semoga kita semua terhindar dari hal-hal yang buruk dikemudian hari Amiin Yarobbalalamiin.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...