Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior) pada hari Sabtu, 26 Agu 2017 - 11:21:11 WIB
Bagikan Berita ini :

SARACEN: Polisi Mulai “Kesulitan” Melanjutkan Kasus Ini

67IMG_20170201_194417.jpg
Asyari Usman (Wartawan Senior) (Sumber foto : Istimewa )

Ada update penyelidikan Saracen oleh Bareskrim Polri yang bisa membuat Anda tersenyum sambil menghilangkan stress. Maaf ya Pak Polisi. Kombes Awi Setiyono dari Divisi Humas Polri, kemarin (25/8/2017) menggelar penjelasan tentang kelanjutan kasus Saracen. Setelah tiga “tersangka” ditangkap, sekarang kepolisian mengatakan bahwa mereka “kesulitan” mengungkap pihak yang pernah memesan ke kelompok Saracen untuk menyebarkan ujaran kebencian berbau sara dan hoax.”

“Belum cukup bukti untuk mengungkap siapa pemesan dan kapan ada pemesanan”, adalah alasan yang disampaikan oleh Kombes Awi. Yang ada baru sebatas proposal yang mengindikasikan adanya pemesanan, kata beliau.

Jadi, manajmen Saracen sangat “business oriented”. Ada proposal segala. Mirip seperti paket promo travel biro. Tapi, apa masuk akal kesulitan untuk membongkar pemesan? Bukankah Pak Polisi dengan mudah mendapati nama Eggy Sudjana dan seorang pensiunan tentara, Ampi Tanudjiwa, berada di struktur Saracen?

Kok giliran mencari pemesannya Pak Polisi “kesulitan”? Tak mungkin rasanya. Sebab, kita percaya para penyelidik dan penyidik Polri adalah profesional-profesional yang tangguh dan terlatih. Kita beri dorongan semangat kepada para penyelidik itu supaya bisa menuntaskan heboh Saracen.

Kalau pun belum tentu ada hadiah langsung untuk Anda, yakinkan bahwa Anda akan mendapatkan pahala yang sangat besar untuk keberhasilan membongkar perkara ini. Apalagi andaikata Saracen seratus persen kasus fitnah, pahala Anda yang mengungkapnya menjadi belipat ganda. In-sya Allah!

Mendengar kesulitan kasus Saracen ini, teiringat langsung “kesulitan” Polisi untuk mengungkap dan menangkap penyebar chat sex Habib Riziq Shihab (HRS). Padahal, kata para ahli Teknologi Informasi dan pertelekomunikasian, penyebar chat sex HRS seharusnya bisa dilacak. Memang sulit, tetapi tingkat kesulitannya tidaklah terlalu tinggi.

Teringat juga “kesulitan” lain, yaitu ketika Polisi mau melacak siapa dalang penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. Novel mengatakan ada jenderal yang memesan penyiraman itu. Mirip kasus Saracen. Ada yang pesan berita hoax, tapi tak mudah diungkap. Ada yang pesan penyiraman air keras, tapi sulit dibongkar.

Kita sangat maklum akan kesulitan yang dialami kepolisian. Cuma, kita pantas mengingatkan Pak Polisi bahwa kalau “kesulitan mengungkap” terlalu banyak diobral, bisa jadi nanti nilainya semakin lama semakin berkurang di mata masyarakat. Jangan terlalu banyak dilempar ke pasar Pak, supaya customer tidak merasa bosan.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...