JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Tindakan refresif kepolisian terhadap kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) disesalkan sejumlah pihak. Tokoh gerakan Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) Hariman Siregar meminta aparat menghentikan aksi kekerasan dan harus bertanggung jawab atas jatuhnya korban.
“Ini harus harus di evaluasi (oleh atasan mereka), diperiksa, kenapa kalian sampai begitu. Supaya enggak terulang lagi,” kata Hariman di kantor Indonesian Democracy Monitor (InDEMO), Jalan Lautze Raya, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018).
Selain itu, Hariman mengaku tak setuju dengan desakan agar Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertanggung jawab dengan mengundurkan diri dari jabatannya atas tindakan sebagian oknum kepolisian tersebut.
“Saya juga enggak setuju kalau cuma gara-gara demo seperti itu kok jauh benar sampai nuntut Kapolri mundur itu enggak benar dong. Itu kan petugas lapangan saja, ada atasannya, atasannya punya atasan lagi, ditanya sama Kapolres, apa yang terjadi sih. Supaya semuanya puas,” terang dia.
Bukan tanpa sebab, menurut dia, apapun alasannya, aparat keamanan tak boleh membubarkan aksi masa dengan tindakan sekeras itu.
“Saya kira saya menyalahkanlah kalau sampai ada tindakan kekerasan dari aparat yang berlebihan,” sesalnya.
Seharusnya, setelah 20 tahun reformasi, aparat polisi lebih terlatih. Konkretnya, di setiap aksi massa, ada tim khusus yang memang sangat terlatih untuk mengendalikan massa demonstran dengan cara-cara yang lebih baik.
“Saya kira enggak diperlukanlah kekerasan berlebihan itu. Enggak ada membubarkan dengan kekerasan itu enggak boleh,” pungkasnya.(yn)