Berita
Oleh Bara Ilyasa pada hari Senin, 25 Jun 2018 - 13:19:21 WIB
Bagikan Berita ini :

Fahri Hamzah Juga Curigai Ada 'Mark Up' Proyek LRT

51Fahri-HD.jpeg
Fahri Hamzah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Setelah sebelumnya Prabowo Subianto, kini giliran Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang mengaku curiga ada penggelembungan (mark up) dalam proyek pembangunan light rapid transit (LRT) di Indonesia.

"Orang curiga. Saya juga curiga," kata Fahri Hamzah, di DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/6/2018).


Fahri mengatakan, pembangunan LRT di Indonesia terlihat ganjil. Keganjilan, menurut dia, pada pembangunan tiang pancang LRT yang disebutnya terlalu tinggi.

"Kenapa bikin LRT tiangnya tinggi-tinggi, ya kan. Bikin saja LRT di bawah tanah. Supaya nggak perlu ada biaya tiang. Tiangnya tinggi-tinggi, mahal banget itu," ujarnya.

Selain berbahaya, ungkap Fahri, dari informasi yang didengarnya, pembangunan tiang pancang yang tinggi itu sebetulnya tidak diperlukan.

"Ada analisis kalau itu tidak diperlukan di situlah terjadi tambahan biaya. Jadi saya dengar ini bukan cuma di Palembang. Tapi di seluruh tempat yang dibangun tiang-tiang itu di situ ada tambahan biaya yang harus diantisipasi," kata Fahri.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menuding biaya pembangunan LRT di Indonesia di-mark up.

Dia pun mengaku mengantongi data soal biaya pembangunan untuk LRT di dunia yang hanya berkisar USD 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan 24,5 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau dengan kata lain USD 40 juta/km.

Namun Prabowo tak mengungkap sumber data yang dijadikan rujukan. Dia menyebut data soal LRT itu dia dapatkan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tudingan Prabowo itu pun dibantah Kepala Proyek LRT Palembang Mashudi Jauhar.

Mashudi menyebut biaya pembangunan LRT di Palembang sebenarnya sudah sesuai dengan harga pasar, mengingat konstruksi LRT yang diterapkan di Palembang merupakan konstruksi layang yang membutuhkan biaya tinggi. Ia mencontohkan biaya pembangunan LRT di Malaysia dan Filipina.

"Di Malaysia, (rute) Kelana Jaya-Ampang 7,2 miliar yen/km (65,52 juta/km). Manila, LRT Fase 1 extension, 8,2 miliar yen/km (USD 74,6 juta/km)," ungkap Mashudi.(yn)

tag: #fahri-hamzah  #lrt  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fraksi PKS Sangat Kecewa AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sangat kecewa dan menyesalkan sikap Amerika Serikat (AS) yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di ...
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...