Opini
Oleh Dr Sakhyan Asmara (Doktor Kebijakan Publik dari UI dan Waketum DPP Pemuda Pancasila) pada hari Selasa, 25 Okt 2016 - 23:09:44 WIB
Bagikan Berita ini :

Ahok Tak Cocok Jadi Pemimpin Bangsa Indonesia yang Berideologi Pancasila

87SakhyanAsmara1.jpg
Dr Sakhyan Asmara (Doktor Kebijakan Publik dari UI dan Waketum DPP Pemuda Pancasila) (Sumber foto : Istimewa)

Menurut saya Ahok itu tidak pantas menjadi pemimpin di Indonesia bukan karena dia non Muslim, bukan karena dia Orang Cina, tapi karena karakter dia tidak cocok menjadi pemimpin di Indonesia yang berdasarkan nilai nilai Pancasila.

Pancasila itu ideologi bangsa Indonesia. Pancasila itu pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila itu way of life bangsa Indonesia. Dan Pancasila itu ciri kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan kita dengan bangsa-bangsa lain.

Karakter bangsa Indonesia itu sopan, santun, ramah, menghormati orang tua, membela rakyat kecil, menghormati kepercayaan orang lain, hidup berdampingan secara damai, tidak kasar, menjunjung azas keadilan. Ini hanya sebagian dari ciri kepribadian Bangsa Indonesia.

Tapi menurut saya, semua itu tidak dimiliki Ahok. Seperti yang sering kita lihat di media massa dan di media sosial, Ahok itu menunjukkan sikap kurang sopan, suka marah-marah, menunjuk-nunjuk orang tidak perduli teman atau orang tua, apalagi kepada anak buah.

Ahok juga, kasar. Kurang hormat kepada orang tua; seringkali menyebut orang tua dengan kata kata "lu atau kamu" (menurut kultur orang Indonesia tidak patut, mungkin menurut orang Cina tidak masalah, tetapi kita ini orang Indonesia, bukan orang Cina).

Hal ini tidak mendukung suasana kedamaian malah menimbulkan kebencian, bersikap tidak adil. Orang kaya dilindungi orang miskin di gusur, tidak menghormati kepercayaan orang lain (kasus penistaan terhadap ajaran agama Islam), tidak membela rakyat kecil, dan banyak lagi sikap Ahok yang menurut saya tidak cocok dengan karakter orang Indonesia seperti yang di isyaratkan didalam nilai-nilai Pancasila.

Selain itu, menurut saya, dia tidak pantas jadi pemimpin di birokrasi. Dia tidak mempunyai etika birokrasi yang baik, gaya kepemimpinannya kasar, wajah dan sorot matanya selalu menantang, bahasa tubuhnya arogan, emosinya meledak-ledak, bahasanya tidak memakai bahasa Indonesia yang baik.

Semua itu tidak mencerminkan seorang pemimpin birokrasi yang bijaksana. Penampilannya dalam memimpin tidak bisa dijadikan contoh dan tidak pernah saya jumpai sebagai suatu gaya kepemimpinan yang baik dalam semua teori kepemimpinan yang pernah saya baca.

Kesimpulan saya dari pengamatan saya tentang Ahok, terlepas siapa dia dan mau apa dia, tidak soal bagi saya. Tapi yang jelas menurut saya, Ahok itu tidak cocok menjadi pemimpin pada suatu bangsa yang menganut nilai nilai Pancasila.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...